Minggu, 12 Juni 2011

Laporan Agronomi Perbanyakan Generatif - Acara 3

ACARA 3
PERBANYAKAN GENERATIF

I.      Tujuan
      Mahasiswa dapat melakukan teknik perbanyakan tanaman secara generatif
II.    Dasar Teori
 Perbanyakan secara generatif merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam proses pembiakan tanaman. Melaui perbanyakan generatif, biji yang telah memenuhi syarat ditanam hingga menghasilkan tanaman baru yang lebih banyak. Biji yang ditanam tersebut merupakan organ tanaman yang terbentuk dalam buah sebagai hasil dari pendewasaan bakal biji yang dibuahi. Keuntungan perkembangbiakan generatif diantaranya adalah biaya yang relatif murah, penyimpanan dalam waktu lama memuaskan, daya hidupnya tetap tinggi bila disimpan dalam lingkungan yang menghindari kondisi favorable untuk untuk respirasi dan kegiatan enzimatik, serta memungkinkan untuk memulai tanaman yang bebas penyakit, khususnya penyakit tertular biji (seedborne). Meskipun demikian terdapat pula kelemahan pembiakan generatif, seperti adanya segregasi sifat untuk tanaman-tanaman heterozigot, sehingga dihasilkan beberapa tanaman keturunan yang sifatnya tidak sama dengan induknya.

III.I Pengertian Biji, Benih dan Bibit
Dalam kegiatan budidaya tanaman istilah biji, benih, dan bibit mempunyai pengertian berbeda. Istilah biji digunakan untuk menyebut bagian tanaman yang berfungsi sebagai unit penyebaran tanaman secara alamiah. Biji tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman tanpa campur tangan manusia.
Benih diartikan sebagai biji tanaman yang telah mengalami pelakuan dan akan digunakan untuk tujuan perbanyakan tanaman. Menurut Sadjad (1993) biji tumbuh kalau dipelihara dan ditangani untuk tujuan budidaya dikatakan biji tersebut berfungsi sebagai benih. Contoh durian yang memang sengaja ditanam tanpa dipelihara sekalipun, akhirnya menjadi tanaman durian, biji yang ditanam itu adalah benih durian.
Bibit adalah tanaman muda yang sudah tumbuh dipersemaian dan siap dipindah ke lokasi penanaman. Contoh benih padi sawah sebelum ditanam disawah dilakukan penyemaian, setelah tanaman berumur 21 hari dipersemaian dapat dipindah dan ditanam di sawah.



III.    Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah biji-bijian yang terdiri dari biji mangga, karet, sirsak, jeruk nipis, srikaya dan jambu biji merah, serta media tanam, polybag.
Alat yang digunakan adalah cangkul dan tunggul untuk melubangi tanah, tanah top soil, alat tulis.

IV.  Metode Percobaan
IV.I Tempat percobaan : Lab Agronomi OECF dan Green House Unmul.
IV.II Waktu :
IV.III Cara kerja :
  1. Mangga
Penanaman mangga yang paling mudah adalah dengan cara menanam biji. Kebanyakan pohon-pohon mangga yang berumur sampai berpuluh-puluh  tahun, pohonnya menjadi sangat besar dan kuat, bibitnya berasal dari biji. Pohon mangga yang berasal dari biji mempunyai akar tunggang yang kuat dan menjalar ke segala arah sampai berpuluh-puluh meter panjangnya.
Agar lembaga di dalam  pelok cepat tumbuh dan mengeluarkan akar yang kuat, lurus masuk ke dalam tanah, sehingga menumbuhkan tunas yang sehat dan lurus ke atas, diperlukan perhatian atau cara-cara sebagai berikut:
  • Sebelum dilakukan penanaman, pelok harus dikupas kulit luarnya terlebih dahulu, kemudian dikeringkan di bawah terik matahari selama 2 – 3 hari. Pengupasan kulit tersebut bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan lembaga.
  • Biji ditanam sedalam 3 – 4 cm dengan posisi tengkurap, permukaan pelok rata dengan permukaan tanah.
  1. Karet
Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Namun demikian, cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah secara vegetative yaitu dengan okulasi tanaman. Okulasi sebaiknya dilaksanakan pada awal atau akhir musim hujan dengan tahapan sbb:
- Buatlah jendela pada batang bawah dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar
  1/2 – 3/4 cm.
- Buatlah perisai pada entres dengan ukuran lebih kecil dari jendela dan mata
   diambil dari ketiak daun.
- Bukalah jendela pada batang bawah kemudian selipkan perisai diantara kulit
  jendela dan kambium
- Tutuplah kulit jendela kemudian dibalut dengan rafia atau pita plastik yang
  tebalnya 0,04 mm.
- 2 minggu setelah penempelan, penbalut dibuka dan periksalah perisai.
- Potonglah batang bawah pada ketinggian 10 cm diatas tempelan dengan
arah     pemotongan miring.

  1. Sirsak
Sirsak merupakan jenis yang paling tidak bandel tumbuhnya di antara jenis-jenis Annona lainnya dan memerlukan iklim tropik yang hangat dan lembap. Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian sampai 1000 m dpl. dan meluas sampai ke 25° LS pada lahan yang ternaung. Pertumbuhan dan pembungaannya sangat terhambat oleh turunnya udara dingin, serta hujan salju yang ringan saja sudah dapat membunuh pohon sirsak. Musim kering dapat mendorong luruhnya daun dan menyelaraskan pertumbuhan memanjang d an pembungaan dalam batas-batas tertentu.
Cara kerja

-       Pertama, siapkan tanah lempung dan tanah gambut, cangkul tanah gambut setengah dari polibeg yang kita gunakan untuk menanam biji mangga. Campur tanah gambut dengan tanah lempung yang telah kita siapkan sebelumnya, campurkan hingga merata hingga warna tanah lempung menjadi kehitam – hitaman.
-       Kedua, masukkan tanah lempung yang telah dicampur oleh tanah gambut tersebut kedalam polibeg, isi hingga polibeg hampir penuh, atau ¾ dari polibeg.
-       Ketiga, taruh biji sirsak didalam polibeg tersaebut , kemudian ditimbun oleh tanah yang ada didalam polibeg, tetapi jangan sampai permukaan biji sirsak  tertutup semua oleh tanah, harus ada yang terlihat pada permukaan tanah agar dapat tersinari oleh sianar matahari.
  1. Jeruk Nipis
Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan: (a) Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan; (b) Pengurangan akar; (c) Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat. Setelah bibit ditanam, siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata dengan dosis ± 1 tutup POC NASA per liter air setiap pohon. Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA. Adapun cara penggunaan SUPER NASA adalah sebagai berikut: 1 (satu) botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi disiramkan setiap pohon.

  1. Srikaya
Sarikaya berbentuk perdu atau pohon, tingginya 3-6 m. Daunnya lonjong sampai jorong menyempit, berukuran (7-17) cm x (3-5,5) cm, bagian bawah daun sedikit berbulu balig (pubescent) atau melokos (glabrescent). Bunganya terletak ekstra-aksilar, berada pada anak cabang yang muda, umumnya dalam rangkaian 2-4 kuntum, kadang-kadang bunga itu menyendiri, menempel di gagang yang ramping; 3 lembar daun mahkota yang terluar berbentuk lonjong, panjangnya mencapai 2,5 cm, berwarna hijau, lembayung di pangkalnya; 3 lembar daun mahkota terdalam tereduksi menjadi sisik kecil sekali atau hilang sama sekali. Buah merupakan buah semu yang berbentuk bulat atau bentuk kerucut, berdiameter 5-10 cm, terbentuk atas daundaun buah yang berlekatan secara longgar atau hampir tidak bersinggungan, ujungnya yang membundar itu menonjol, sehingga permukaannya kelihatan berbisul; kulit luar berwarna kuning kehijauan dengan bintik-bintik menyerbuk; daging buahnya berwarna putih berbintik kuning. Bijinya berwarna coklat tua.
ü  Pertama, siapkan tanah lempung dan tanah gambut, cangkul tanah gambut setengah dari polibeg yang kita gunakan untuk menanam biji mangga. Campur tanah gambut dengan tanah lempung yang telah kita siapkan sebelumnya, campurkan hingga merata hingga warna tanah lempung menjadi kehitam – hitaman.
ü  Kedua, masukkan tanah lempung yang telah dicampur oleh tanah gambut tersebut kedalam polibeg, isi hingga polibeg hampir penuh, atau ¾ dari polibeg.
ü  Ketiga, taruh biji srikaya didalam polibeg tersaebut , kemudian ditimbun oleh tanah yang ada didalam polibeg, tetapi jangan sampai permukaan biji srikaya tertutup semua oleh tanah, harus ada yang terlihat pada permukaan tanah agar dapat tersinari oleh sianar matahari.

f.     Jambu Biji Merah
Jambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa Inggris disebut Lambo guava. Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah, menyebarke Thailand kemudian ke negara Asia lainnya seperti Indonesia. Hingga saat ini telah dibudidayakan dan menyebar luas di daerah-daerah Jawa. Jambu biji sering disebut juga jambu klutuk, jambu siki, atau jambu batu. Jambu tersebut kemudian dilakukan persilangan melalui stek atau okulasi dengan jenis yang lain, sehingga akhirnya mendapatkan hasil yang lebih besar dengan keadaan biji yang lebih sedikit bahkan tidak berbiji yang diberi nama jambu Bangkok karena proses terjadinya dari Bangkok.
Cara kerja
-       Pertama, siapkan tanah lempung dan tanah gambut, cangkul tanah gambut setengah dari polibeg yang kita gunakan untuk menanam biji mangga. Campur tanah gambut dengan tanah lempung yang telah kita siapkan sebelumnya, campurkan hingga merata hingga warna tanah lempung menjadi kehitam – hitaman.
-       Kedua, masukkan tanah lempung yang telah dicampur oleh tanah gambut tersebut kedalam polibeg, isi hingga polibeg hampir penuh, atau ¾ dari polibeg.
-       Ketiga, taruh biji jambu merah didalam polibeg tersaebut , kemudian ditimbun oleh tanah yang ada didalam polibeg, tetapi jangan sampai permukaan biji jambu merah tertutup semua oleh tanah, harus ada yang terlihat pada permukaan tanah agar dapat tersinari oleh sianar matahari.


V.    Pengamatan yang dilakukan
1.    Mangga
» Dari hasil pengamatan akhir yang kami lakukan, biji mangga yang ada dalam polibeg tidak hidup atau mati, karena kurangnya perawatan atau pemeliharaan yang baik dari para mahasiswa yang melakuakan penelitian. Perawatan yang tidak mereka lakukan adalah tidak menjaga kelembaban tanah dalam polibeg dengan cara menyiram biji atau tanah yang berada dalam polibeg tersebut, kemudian menyiangi tanah yang adalam dalam polibeg agar tidak terdapat gulma dan biji tidak perlu bersaing untuk mendapatkan makanannya, dan menggemburkan tanah yang ada dalam polibeg. Perawatan – perawatan itu sangat perlu dilakukan dalam perkembangbiakan tanaman pada biji mangga tersebut agar dapat tumbuh dengan baik dan subur.

2.    Karet

» percobaan pada tanaman karet memang beda dari tanaman buah yang sudah kami lakukan, dengan menggunakan 4 polibeg ukuran besar kami menanam biji karet yang kami temukan di kebun karet belakang fakultas pertaian. Perlakuan kami terhadap biji karet sama halnya dengan perlakuan kami terhadap biji tanaman buah yang sudah kami tanam. Tanpa adanya penyiraman, penyiangan, bahkan pemupukan sekalipun tidak kami lakukan, tetapi biji tanaman karet kami tumbuh dengan suburnya dan menjadi bibit yang siap untuk ditanam. Hal ini dikarenakan  Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi yang tinggi pada kondisi tanah dan iklim sebagai berikut:
o        Di dataran rendah sampai dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut, suhu optimal 280c.
o        Jenis tanah mulai dari vulkanis muda, tua dan aluvial sampai tanah gambut dengan drainase dan aerase yang baik, tidak tergenang air. pH tanah bervariasi dari 3,0-8,0.
o        Curah hujan 2000 – 4000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 -150 hari.
3.    Sirsak
»  Pada biji sirsak kami juga memberikan perlakuan yang sama halnya seperti biji – biji yang lainnya, kami melakukan percobaan ini tanpa perawatan yang intensif terhadap semua biji yang kami tanam. Tapi biji sirsak dapat tumbuh dan hidup subur dalam polibeg karena sirsak merupakan  jenis yang paling tidak bandel tumbuhnya di antara jenis-jenis Annona lainnya dan memerlukan iklim tropik yang hangat dan lembap. Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian sampai 1000 m dpl. dan meluas sampai ke 25° LS pada lahan yang ternaung. Pertumbuhan dan pembungaannya sangat terhambat oleh turunnya udara dingin, serta hujan salju yang ringan saja sudah dapat membunuh pohon sirsak. Musim kering dapat mendorong luruhnya daun dan menyelaraskan pertumbuhan memanjang dan pembungaan dalam batas-batas tertentu. Hasil panen dapat lebih tinggi pada cuaca demikian, asalkan kelembapan yang tinggi berlangsung selama periode pembentukan buah; ada indikasi bahwa untuk Annona spp. lainnya, balk kelembapan yang sangat tinggi maupun sangat rendah, dapat merusak pembentukan buah. Jadi percobaan yang dilakukan kelompok 8 terhadap perbanyakan biji sirsak berhasil.
4.    Jeruk Nipis
»  Praktikum perbanyakan generative melalui media biji jeruk nipis ini sebernarnya sudah salah dari langkah awalnya persiapan biji jeruk tersebut, sebenarnya biji jeruk nipis dikeringkan terlabih dahulu selama kurang lebih 2-3 hari ditempat yang penyinarannya kuat hingga lender yang ada dibiji jeruk tersebut hilang, tetapi dalam praktikum ini biji jeruk hanya di diamkan selama 1 hari saja, sehingga lender yang ada di biji buah jeruk terrsebut belum benar – benar kering dan belum bisa dijadiakn bibit tanam, akan tetapi pada pengamatan akhir yang kami lakukan ternyata tunas dari biji jeruk dapat tumbuh juga walaupun tidak dilakukan pengeringan yang maksimal. Jadi percobaan perbanyakan jeruk nipis oleh kelompok 8 dapat dinyatakan berhasil karena biji jeruk nipis dapat tumbuh dan hidup subur tanpa adanya perawatan. Tinggi tanaman jeruk nipis dari hasil pengamatan kami kemarin adalah 15 – 20 cm dengan lebar daun 3 cm.
5.  Srikaya
» Foto pada acara laporan agronomi generatif srikaya adalah hasil pengamatan akhir yang kami lakukan terhadap pertumbuhan biji srikaya. Dari foto tersebut kita telah menggetahui bahwa tidak ada satupun dari biji srikaya yang mengeluarkan tunas mereka padahal biji tersebut sudah ada pada media tanah yang kaya akan unsur haranya. Hal tersebut dikarenakan karena kurangnya perawatan dari kelompok kami. Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa percobaan perbanyakan generatif terhadap biji srikaya yang dilakukan oleh kelompok 8 tidak berhasil, dan dapat pula disimpulkan bahwa perkambangbiakkan generatif biji srikaya tanpa adanya perawatan yang intensif tidak akan sepenuhnya berhasil. Jadi harus dilakukan perawatan yang intensif untuk menumbuhkan tunas dari biji srikaya tersebut, perawatan – perawaatan yang harus dilakukan antara lain adalah sebagai berikut:

·      Penyiraman
·      Penyiangan
·      Pemupukan



6.    Jambu Biji Merah

»  Perkembangbiakkan biji jambu biji merah yang dilakukan oleh kelompok 8 tidak berhasil karena dari sekian biji jambu yang ditanam tidak ada satupun yang terlihat tumbuh tunasnya. Hal ini dikarenakan kurangnya perawaatan dari kelompok kami. Jadi dapat pula disimpulkan bahwa biji jambu biji merah tersebut tidak tumbuh karena kurangnya perawaatan dan tidak stabilnya suhu yang ada dilingkungan jambu biji merah tersebut.



VI.    Pembahasan
Berdasarkan data penelitian yang telah kami lakukan, beberapa jenis biji ada yang tidak tumbuh sesuai denga yang diharapkan. Seperti misalnya pada biji tanaman mangga dan srikaya. Biji tanaman yang mati mungkin terdiri dari faktor yang kompleks, seperti kurangnya perawatan, pencahayaan, cuaca tidak menentu, bibit yang tidak berkualitas atau pun biji yang tidak termasuk kriteria untuk ditanam karena biji tersebut ada yang dipilih secara acak karena mengejar target tenggang waktu yang cukup sempit sebelum praktikum dilakukan.












VII.      Kesimpulan dan Saran
-       Kesimpulan :
Disini dapat kami simpulkan yaitu sebelum menanam sesuatu kita harus bisa mengatur tanaman sesuai dengan iklim di kota Samarinda ini dan lingkungan sekitar tempat dilaksanakannya praktikum ini.
Sebelum menanam biji / benih kita harus tau dahulu apakah suatu biji / benih tersebut siap untuk ditanam dan dari varietas yang unggul dan baik.

-       Saran
Sebaiknya setiap praktikum dosen pembimbing harus memeriksa apakah biji / benih tersebut telah siap untuk ditanam atau belum


VIII.    Daftar Pustaka
Ø  Hasan Basri Jumin. 1991. Dasar – Dasar Agronomi. Rajawali. Jakarta 
Ø  Kuswanto, H. Anilisis Benih. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Ø  Rahardja Dan Wahyu Wiryanto. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar